TUGAS KELOMPOK
BIOLOGI SEL
INTI SEL
Sebagai Pemenuhan Tugas Mata Kuiah Biologi Sel Yang Di
Ampu Oleh Bapak Drs. Anak Agung Oka, M.Pd. dan Rasuwane Noor, S.Si, M.Sc.

Oleh
Nama NPM
Isqal Kurniawan 11320069
Ita Andaryani 11320070
Sapta Wahyu Agus W. 11320056
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
PROGAM STUDY PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidyah-Nya
kepada kita semua sehingga kita masih dapat melaksanakan segala yang
diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sholawat beserta slah kita
junjungkang kepda Nabi besar MUHMMAD SAW beserta keluarga dan para sahbatnya.
Dalam kesempatan ini penulis menyanpaikan rasa hormat dan terima
kasih kepada orang tua yang telah menberkan kasih sayang, doa, semangat, dan
dukunganyang tak ternilai harganya. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Drs. Anak Agung Oka, M.Pd,
dan Rasuwane Noor, S.Si, M.Sc. selaku
dosen pengampu mata kuliah biologi sel, dan semua teman-teman yang telah
membentu dan memberikan motifasi sehingga dapat terselesaikannya tugas ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas ini.
Sehingga segala kritik dan sran yang sifatnya membangun sanagt penulis harapkan
untuk penyempurnaan tugas ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
mahasiswa universitas muhammadiyah metro khususnya dan para pembaca pada
umumnya.

Metro,
Mei 2013
Penulis
|
DAFTAR ISI
Judul
Kata pengantar................................................................................ ii
Daftar isi........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang.......................................................................... 1
B.
Rumusan masalh....................................................................... 1
C.
Tujuan penulisan makalah....................................................... 2
BABA II PEMBAHASAN
A.
Pengertian nucleus dan fungsi nukleus................................... 3
B.
Bagian-Bagian nucleus dan materi genetik............................. 4
1.
Selaput inti.......................................................................... 5
2.
Anak inti.............................................................................. 6
3.
Nukleoplasma..................................................................... 8
4.
Krhomatin........................................................................... 8
5.
DNA..................................................................................... 12
6.
RNA..................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................ 14
B.
Saran.......................................................................................... 14
|
|
BAB
I
PEDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sel merupakan unit struktur dan fungsional terkecil
makhluk hidup. Sel dikendalikan oleh suatu organel yaitu nukleus. Nukleus
merupakan organel yang penting karena nukleus sebagai pengendali semua kegiatan
sel, tanpa adanya nukleus maka kegiatan-kegiatan sel tidak dapat berlangsung.
Tidak dapat berlangsungnya kegiatan di sel tentu akan mengganggu fungsi
jaringan serta organ dalam tubuh kita, serta tanpa adanya nukleus maka sel
tidak akan dapat hidup dalam waktu yang lama. Dengan fungsi tersebut tentunya nukleus
memiliki struktur yang khas sebagai penompang fungsi-fungsi tersebut. Struktur nukleusakan
membantu dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Nukleus memiliki bagian-bagian yang
terdiri dari selaput inti, anak inti (nukleolus), nukleuplasma, krhomatin, DNA,
dan RNA.
Bagian bagian sel tersebut tersusun dalan suatu
organisai yang dapat mengatur seluruh kegiatan yang ada di dalam sel, sehingga
sel dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Kegiatan di dalam sel sangatlah
banyak sehingga di dalam sel memerlukan suatu koordinasi, dan sebagai pusat
dari koordinasi dari sel tersebut berada di dalam nukleus. Dengan adanya
nukleus maka seluruh kegiatan yang ada di dalam sel dapat berjalan dengan baik
sehingga sel dapat dikatakan sebagai sel yang aktif. Apa yang terjadi biala di
dalam sel tidak terdapat inti? Sebuah pertanyaaan yang mungkin sudah ada
jawabannya. Di dalam makalah ini kami akan mencoba membahas mengaenai nukleus
tersebut.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar
belakang tersebut maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah struktur darinukleus
?
2.
Apa saja yang terkandung di dalam nucleus?
3.
Apa sajakah fungsi dari nucleus
tersebut?
C.
Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui struktur dari
nukleus.
2.
Untuk mengetahui kandungan apa
yang tedapat di dalam nukleus.
3.
Untuk mengetahui fungsi dari
nukleus.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Nukleus dan Fungsi Nukleus
1.
Pengertian Nukleus
Nukleus
atau inti sel merupakan bagian penting sel yang berperan sebagai pengendali
kegiatan sel. Nukleus merupakan organel terbesar yang berada dalam sel. Nukleus
berdiameter sekitar 10 m. Nukleus biasanya terletak di tengah sel dan berbentuk
bulat atau oval. Pada umumnya sel organisme berinti tunggal, tetapi ada juga
yang memiliki lebih dari satu inti. Nukleus ini umumnya paling mencolok pada
sel eukariotik. Rata-rata diameternya 5 µm. Nukleus memiliki membran yang
menyelubunginya yang disebut membran atau selubung inti. Membran ini memisahkan
isi nukleus dengan sitoplasma.
Nukleus
di batasi oleh sepasang membran. Selubung yang terbentuk itu tidak sinambung,
tetapi mengandung pori – pori. Hal ini boleh jadi memugkinkan bahan – bahan
berlalu – lalang dari nukleus. Di dalam nukleus membran nuklir terdapat medium
setengah cairan (semifluida) yang di dalamnya kromosom tersuspensi. Biasanya
kromosom itu tampak sebagai struktur memanjang dan tidak mudah diamati dengan
mikroskop cahaya. Dalam keadaan seperti biasa disebut kromatin. Nukleus
merupakan pusat pengendali dalam sel. Jika nukleus dalam sel rusak, maka telur
itu tidak dapat melanjutkan perkembangannya menjadi individu baru. Kalau
nukleus itu di keluarkan dari suatu amoeba, organisme ini hidup terus selama
beberapa hari. Akan tetapi tidak dapat makan atu pun berkembangbiak, dan
akhirnya akan mati.
Di
dalam nukleus , DNA diorganisasikan bersama dengan protein menjadi materi yang
disebut kromatin. Kromatin yang di beri warna tampak melalui mikrokop cahaya
maupun mikroskop electron sebagai massa kabur. Sewaktu sel bersiap untuk
membelah ( bereproduksi ), kromatin kusut yang berbentuk benang aan menggulung
( memadat ), menjadi cukup tebal untuk bisa dibedakan sebagai struktur terpisah
yang disebut kromosom. Nukleus ini mengontrol sintesis protein dalam sitoplasma
dengan cara mengirim mesenjer molecular yang berbentuk RNA, RNA mesenjer (
messenger RNA, mRNA) ini disintesis dalm nukleus sesuai dengan perintah yang
diberikan oleh DNA, mRNA. kemudian penyampaian pesan genetic ini ke sitoplasma
melalui pori nukleus. Sewaktu berada dalam sitoplasma, molekul mRNA akan
melekat pada ribosom, di sini pesan genatik tadi diterjemahkan ( ditranlasi )
menjadi struktur primer suatu protein spesifik. Berdasar jumlah nukleus, sel dapat
dibedakan sebagai berikut:
1.
Sel mononukleat
(berinti tunggal), misalnya sel hewan dan tumbuhan.
2.
Binukleat (inti ganda),
contohnya Paramaecium.
3.
Multinukleat (inti
banyak), misalnya Vaucheria (sejenis alga) dan beberapa jenis jamur.
2.
Fungsi Nukleus
Nukleus
memiliki peran atau fungsi yang sangat penting diantaranya sebagai berikut:
·
Mengendalikan seluruh
kegiatan sel,
·
Mengeluarkan RNAdan
subunit ribosom ke sitoplasma,
·
Mengatur pembelahan
sel,
·
Membawa informasi
genetik.
B.
Bagian-Bagian Nukleus dan Materi Genetik
Nukleus
memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan sebuah sel. Peran nukleus
dalam hal ini adalah untuk mengatur dan mengontrol segala aktifitas kehidupan
sel sreta membawa informasi genetic yang diturunkan ke generasi berikutnya,
informasi ini disimpan dalam suatu molekul polinukleutida yang disebut DNA
(Deoxyribo Nucleic Acid). DNA pada umumnya tersebar di dalam nukleus sebagai
matriks seperti benang yang disebut kromatin. Ketika sel akan memulai membelah
kromatin akan berkondensasi membentuk struktur yang lebih padat dan memendek
yang selanjutnya disebut kromosom.

Gambar
2.1 nukleus dan bagian-bagiannya.
Kromosom
tersusun atas molekuk DNA dan protein histon. Struktur di dalam nukleus yang
merupakan tempat berkonsentrasinya molekul DNA adalah nucleolus (anak inti).
Nuklelous berperan sebagai tempat terjadinya sintesis molekul RNA (Ribo Nucleic
Acid) dan ribosom. RNA merupakan hasil salinan DNA yang akan ditransfer ke
sitoplasma untuk diterjemahkan menjadi rantai asam amino yang disebut protein. Nukleus
terdiri dari beberapa bagian yakni:
1.
Selaput Inti (Membran Inti)
Mebran
sel inilah yang membedakan antara sel eukariotik dengan sel prokariotik dimana
pada sel prokariotik tidak ada membrane sel. Membrane sel ini disebut juga
karyotecha, dari kata karyon= inti,
dan techa = kulit. Membrane ini
adalah bagian terluar dari inti sel. Fungsi membrane inti sel secara
keseluruhan adalah mengadakan pertukaran zat dengan sitoplasma. Pada membrane
inti terdapat pori yang berfungsi dalam pertukaran makro molekul. Melalui membran
sel inilah nukleus dapat mengeluarkan berbagai macam RNA dan sub unit ribosom
ke sitoplasma kerena memilki struktur sebagai berikut:
Dalam
mikroskop electron menunjukan bahwa membrane nukleus memiliki dua lapis
membrane unit pararel yang dipisahkan oleh celah berukuran antara 40-70 nm yang
disebut sisterna perinukleus atau intermembran space. Lembaran yang terdapat
idsebelah dalam disebut selaput sitosolik. Selaput nuclear tidak berupa lembaran-lembaran
yang utuh. Namun seprti penapis selaput nukleus memiliki lubang-lubang
dibeberapa tempat. Lubang-lubang tersebut dinamakan pori nuclear. Pori nuclear
ini terbentuk akibat menyatunya dwilapis lipida sari selaput luar-dalam.adanya
pori nuclear ini membantu memudahkan pengangkutan bahan dan senyawa makro dari
sitoplasma.
Fungsi
utama dari pori nukleus adalah untuk sarana pertukaran molekul antara nukleus
dengan sitoplasma. Molekul yang keluar kebanyakan mRNA digunamakan untuk
sintesis protein.pori nukleus tersusun atas tiga subunit, yaitu kolom subunit subunit
anular, subunit lumenal, dan sub unit ring. Subunit kolom berfungsi berfungsi
dalam pembentukan dinding porinukleus. Subunit anular berguna untukmembentuk
spoke yang mengarah menuju tengah dari porinukleus. Subunit luminal mengendung
protein transmembran yang menempelkan kompleks porinukleus pada membrane nukleus.
Sedangkan subunit ring berfungsi untuk membentuk permukaan sitolik (berhadapan
dengan sitoplasma) dan nuclear (berhadapan dengan nukleuplasma) dari kompleks
porinukleus. Selaput luar selubung berhubungan langsung dengan Retikulum
endoplasma. Permukaan sitosolik ditempali oleh ribosom yang terlibat dalam
sintesis protein. Berdasarkan srukturnya dapat dinyatakan bahwa terdapat tiga
cara pengagngkutan dari dan ke sitoplsma.
a)
Cara yang pertama
merupakan cara langsung dengan melewati pori nuclear.
b)
Cara kedua merupakan
pengangkutan lewat selaput dalam menuju keruang perinuklear dan diteruskan ke
sisterna reticulum endoplasma.
c)
Cara ketiga adalah
dengan jalan pinositosis (proses dimana partikel-partikel kecil yang berupa
cairan ditangkap oleh sel dengan cara memecah partikel-partikel tersebut mejadi
pertikel-pertikel yang lebih kecil).
2.
Anak Inti (Nukleolus)
Struktur
nuklelous (anak inti) disebut juga butuir inti. Nucleoli (jamak) akan terlihat
dibwah pengamatan mikroskop electron sebagai sebuah atau lebih bangunan basofil
yang berukuran lebih besar dari pada ukuran butir-butir kromatin. Pada
pengamatan dengan mikroskop elektron secara selintas, anak inti tampak sebagai
suatu gambaran spons karena adanya bagian-bagian gelap dan terang. Bagian yang
gelap terdiri ata tiga komponen yang strukturnya berbeda sedang bagian terang
masih merupakan bahan perdebatan apakah bagian tersebut tidak berisi
bahan-bahan dari inti yang lain yang masuk kedalam anak inti. Secara deskriftif
dalam anak inti dapat dibedakan dengan mokroskop elektron adanya komponen
sebagi berikut:
a)
Daerah granuler atau Pars granulose bagian ini terdiri dari
butir-butir sebesar 15-20 nm, lebih kecil sedikit dari butir ribosom.
Seringkali daerah ini terdapat di bagian perifer anak inti.
b)
Daerah fibriler atau Pars fibrosa bagian ini terdiri atas
benang-benang dengan diameter 5-10 nm, komponen ini terdapat di tengah-tengah
anak inti. Karena daerah granuler dan daerah fibriler keduanya dicerna oleh
enzim ribonuklease, maka diduga keras kedua daerah tersebut mengandung ribisom.
c)
Daerah amorf atau Pars amorfa daerah ini merupakan daerah
yang mengandung matriks anak inti yang digunakan untuk mengikat 2 komponen yang
disebut di atas , matriks ini merupakan bahan protein.
Disekitar
anak inti terdapat khromatin yang berbentuk seperti benang-benang halus setebal
10 nm. Adanya khromatin yang mengelilingi anak inti menyebabkan warna basofil
pada pengamatan dengan mikroskop cahaya. Pada anak inti yang berukuran besar,
kadang-kadang terlihat butir-butir yang diduga adalah butur-butir khromatin.
Berlangsunnya
transkripsi gena untuk rRNA yang berjalan terus-menerus akan menjamin
terbentuknya rRNA untuk ribosom yang ada dalam sitoplasma. rRNA yang baru
terbentuk dari transkripsi tersebut segera dikemas bersama protein ribosom
untuk membentuk ribosom. Pengemasan tersebut berlangsung dalan anak inti,.
Untuk keperluan tersebut,maka dalam anak inti terdapat sejumlah penggal-penggal
DNA (rDNA) untuk transkripsi menjadi rRNA secara berulang-ulang dan berjalan
sangat cepat dengan bantuan enzim polymerase RNA I, penggalan-penggalan DNA
tersebut dinamakan “nucleolar organizer”.
Fungsi
dari anak inti ini sudah pasti untuk membuat ribosom yang terdapat dalam
sitoplasma. Karena ribosom diperlukan untuk sintesis protein, maka dapat
dimengerti apabila sel yang sedang aktif mensintesiskan protein dalam
sitoplasma nya akan memiliki anak inti yang membesar. Apabila dikaitkan dengan
khromosom saat mitosis, maka “nucleolar organizer” terdapat pada khromosom
sebagai bagian yang mengecil yang dinamakan “kontraksi sekunder”yang letaknya
didekat satelit. Dengan demikian jumlah “nucleolar organizer” akan menentukan
jumlah anak inti dalam inti sel. Bahkan kadang-kadang terlihat bahwa beberapa
anak inti berdekatan sehingga Nampak anak inti tersebut menyatu.
Kandungan
RNA dalam anak inti jika dibandingkan dengan bagian lain dari inti tidak selalu
tetap, yaitu berkisar antara 5%-20%. Untuk kepentingan sintesis protein ribosom
diperlukan rRNA sebagai hasil trankripsi
DNA, namun dengan berbagai pewarnaan terhadap DNA, tidak dapat dibuktikan
adanya DNA dalam anak inti kecuali dalam beberapa anak inti yang besar (mungkin
sedang aktif mengadakan transkrisi). Kandungan protein dalam anak inti sanagat
tinggi sebagai fosfoprotein, tetapi tidak ditemukan histon.
3.
Nukleoplasma
Nukleuoplasma
merupakan substansi transparan, semi solid (agak padat), yang terletak di dalam
nukleus. Komposisinya tersusun dari asam nukleat (DNA & RNA), yang
merupakan materi genetik, protein dan garam-garam mineral. Asam nukleat
terdapat dalam dua bentuk yaitu: aam dioksiribosa (DNA) dan ribosa (RNA). Biasanya dalam nukleus
kedua asam ini bergabung dengan protein yang disebut nukleuprotein, banyaknya
DNA dalam nukleus bervariasi. Misalnya pada nukleus sel salamander (Amphibia)
mengandung DNA lebih banyak dibandingkan dengan nukleus sel mamalia. Jenis
protein yang terdapat dalam nuleus berupa nukleuprotein yaitu protamin dan
histon. Selain kedua jenis protein ini pada nukleus terdapat protein lain yang
bersifat asam yaitu: nonhiston protein dan enzim nukleus.
4.
Krhomatin
Pada
sel eukariotik materi genetic dikemas dalam genom-genom. Disebagian besar genom
tersaji dalam kesatuan-kesatuan kromatin, setiap kesatuan yang merupakan bentuk
padat dari kromatin disebut kromosom. Bentuk dan ukuran kromosom berubah-ubah,
kromosom memiliki sepasang lengan masing-masing berada bersebelahan yang
dipisahkan oleh suatu lekukan. Pada stadiuam metaphase kromosom mengalami
replikasi sehingga setiap kromosom terdiri dari dua kromatida, dua kromatida
tersebut diikat oleh mikrotubula kinetokor pada daerah yang disebut sentromer,
membentuk lekukan sehingga tampak mempunyai dua pasang lengan. Sentromer
berperan sebagai pusat gerak kromosom selama stadium anafase. Bentuk kromosom
seperti yang diterangkan di atas hanya tampak pada saat mitosis. Pada saat
interfase bentuk kromosom seperti tersebut akan menghilang. Benarkah
menghilang? Ternyata tidak, pada saat interfase, kromosom berubah menjadi
filament-filamen halus, filament-filamen halus ini disebut kromatin.

Gambar
2.2 kromatin dan kromosom
Kromatin
dibedakan berdasarkan daya serapnya terhadap larutan pewarna. Heterokromatin
adalah kromatin yang menyerap warna dengan kuat, sedangkan eukromatin merupakn
kromatin yang kurang kuat menyerap warna. Berdasarkan lokasinya kromosom
dibedakan menjafdi dua daerah yaitu: Pertama, kromatin nukleolus terdiri
dari kromatin perinukleus dan intranukleus. Kromatin perinukleus yaitu kromatin
yang berada di sekelilinga nukleolus, sedangkan kromatin intranukleus yaitu
kromatin yang berada di dalam nukleolus. Kedua,kromatin periferal yaitu
kromatin yang berikatan dengan membran sel. Kromatin nukleus dan kromatin
periferal merupakan heterokromatin.Sebagai materi genetic heterokromatin dibagi
menjadi dua yaitu heterokromatin fakultaif dan heterokromatin konstitutif. DNA
yang terdapat pada heterokromati konstiutif selamanya tidak aktif dan tetap
berada dalam keadaan mampat selam adaur sel. Heterokromatin fakultatif tidak
selamanya berada dalam keadaan mampat, pada saat-saat tertentu kromatin akan
terurai, pada waktu terurei ini kromatin dapat disalin.
Kromatin
terdiri dari DNA (16%), RNA (12%), dan nucleoprotein (72%). Nukleoprotein di
kromatin terdiri dari histon dan nonhiston, histon merupakn protein yang sangat
basa, strukturnya cukup sederhanatersusun dari arignin dan lisin dalam jumlah
yang cukup besar sekitar 24% mol. Sedangkan protein non histon, di dalam
kromatin terdapat beberapa ratus proteinnon histon. Hampir 50% protein non
histon adalah protein structural. Bersifat asam dan banyak dijumpai apda saat
interfase. Protein non-histon anatara lain adalah aktin yang merupakan protein
kontraktil. Protein non-histon ada yang memiliki aktivitas sebagai enzim antara
lain adalah polimerasi RNA, protease serin, transferase asetil, ligase,
adenosine, diaminase, nukleofosfoliase, dan guanase. Enzim-enzim ini berperan
dalam proses replikasi DNA, transkripsi, dan pengaturan mekanisme transkripsi.
Kromatin
bila diamati dengan menggunakan mikroskop electron ternyata terdiri dari
untaian manik-manik, manik-manik tersebut berdianeter 10 nm, sedangkan filament
penghubungnya berdiameter 2 nm, manik-manik tersebut disebut nukleosom.
Nukleosom tersusun dari oktamer histon (4 pasang histon) yang disebut molekul
pusat dan dililit oleh DNA setebal 2 nm. Rantai DNA mengelilingi histon dalam 2
lilitan, setiap lilitan mengandung 83 pasang basa. Jadi jumlah keseluruhannya
adalan 146 pasang basa dengan 1 oktamer histon. Delapan buah oktamer histon
pembentuk oktamer terdiri dari 4 pasang masing-masing H2A, H2B,
H3, dan H4. H1 tidak berada pada pusat
melainkan pada DNA perentang yang terjulur antara dua buah nukleosom, H1
berfungsi sebagai pengunci pilinan DNA apabila H1 dihilangkan maka
pilinanDNA akan cenderung lepas. Kesatuan molekul pusat, DNA perentang dan
histon H1 disebut mononukleosom.
A B


Gambar
2.3 gambar histon pada struktur kromatin (A), gambar nukleosom(B)
Untaian
lurus nukleosom membentuk solenoid, kumpulan dari soleniod membentuk kromatin
dengan garis tengah 10nm, sedangkan pilinan untaian lurus membentuk kromatin
dengab garis tengah 30 nm. Setiap putaran pilin terdiri dari sekitar 6 buah
nukleosom. Kumpilan dari putaran pilin membentuk struktur yang disebut
solenoid. Pembentukan struktur solenoid dipengaruhi oleh histin H1.
Solenoid-solenoid satu sam alain dihubungkan oleh DNA tanpa nukleosom. DNA ini
sangat peka terhadap enzim DNA –ase I, sedangkan DNA nukleosom dan DNA
perentang tidak terpengaruh. DNA yang peka dengan DNA – ase memiliki arti
penting bagi ekspresi gen. DNA yang selalu disebut-sebut pada uraian diatas
ditinjau dari struktur kimianya ternyata tersusun dari deoksiribosa fosfat yang
terikat pada basa nitrogen. Basa yang terikat pada deoksiribosa fosfat adalah
salah satu dari adenine, guanine, sitosin, atau timin. Adenine dan guanine
disebut basa purin, sedangkan sitosin dan timin disebut basa pirimidin. Secara
fisik DNA adalah molekul yang sangat penjang dengan rantai pokok untaian ganda
deoksiribosa yang duhubunhkan dengan slah satu basa purin atau basa pirimidin,
membentuk struktur pilinan ganda (double helix) dengan rantai deoksiribosa
berada diluar. Kedua rantai deoksiribosa tersebut dihubungkan oleh ikatan
hydrogen yang terbentuk antara basa purin dari pilinan yang satu dengan basa
pirimidin dari pilinan yang lain. Adenine (A) selalu berpasangan dengan Timin
(T), sedangkan Guanin (G) selalu berpasangan dengan Sitosin (S).
5.
DNA
Molekul DNA atau Deoksiribonukleat Acid
dikenal sebagai materi genetic yang menyimpan semua informasi penting tentang
segala aktivitas sel. Menurut Suryo (2008:57) Asam Deoksiribonukleat atau
disingkat AND merupakan persenyawaan kimia yang paling penting pada makhluk
hidup, yang membewa keterangan genetic dari sel khususnya atau dari makhluk
dalam keseluruhannya dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Menurut Waston
dan Crick (dalam Suryo) molekul DNA berbentuk sebagai dua pita spiral yang
saling berpilin ( Double Helix). Di bagian luar terdapat deretan gula-pospat
(yang membentuk tulang pungggung dari “Double Helix”. Dibagian dalam dari
Double Helix terdapat basa purin dan pirimidin. DNA merupakan susunan
kimiamakromolekular yang kompleks, yang terdiri dari 3 macam molekul yaitu: gula pentose yang dikenal dengan
deoksiribosa, asam pospat, dan basa nitrogen yang dapat dibedakan
dalam dua tipe dasar yaitu:
·
Pirimidin, basa ini
dibedakan lagi atas Sitosin (S), dan Timin (T).
·
Purin , basa ini
dibedakan lagi atas Adenin (A), dan Guanin (G).
Molekul
DNA memiliki dua untai polinukleutida yang masing-masing untai poluinukleutida
tersusun atas rangkaian nukleutida dalam bentuk deoksiribosnukleutida. Dua
polinukleutida yang berhadapan dihubingkan oleh atom hydrogen, yaitu antara
pasangan purin dan pirimidin tertentu. Adenine hanya dapat berpasangan dengan
Timin, yang dihubungkan oleh dia atom H. sedangkan Guanin hanya dapat berpasangan
dengan sitosin yang dihubungkan dengan tiga atom H. jadi dua deret nukleutida
itu komplementer satu dengan lainnya, artinya urutan nukleutida dalam satu
deret mendikte urutan nukleutida dari deret pasangannya.
6.
RNA
RNA
atau Ribonukleat Acid merupakan molekul yang berfungsi sebagai penyimpan dan
penyalur informasi genetic. RNA sebagai penyimpan informasi genetic misalnya
pada maeteri genetic virus terutama golongan retrovirus. RNA sebagai penyalur
informasi genetic misalnya pada proses translasi untuk sintesis protein. RNA
merupakan rantai tinggal polinukleotida, dan setiap ribonukleotida terdiri dari
gula pentose (D-ribosa), molekul
gugus pospst dan basa nitrogen. Berbeda dengan DNA basa Timin dari golongan
pirimidin tidak terdapat dalam RNA dan digantikan oleh basa Urasil (U).
RNA
di golonngkan menjadi tiga tipe yaitu mRNA (messenger RNA), tRNA (transfer
RNA), dan rRNA (ribosomal RNA). mRNA berfungsi membawa pesan atau kode genetic
(kodon) dari kromosom ke ribosom. Kode genetic mRNA tersebut kemudian menjadi
cetakan untuk menentukan spesifitas urutan asam amino pada rantai polipeptida. rRNA
merupakan RNA yang terdapat terbanyak diantara jenis RNA yang dikenal dalam
ribosom. Ribosom sebagai tempat sintesis protein, sekaligus merupakan “mesin”
yang akan mengatur dan memilih komponen-komponen yang terlibat dalam sintesis
protein. Ribosom mempunyai komposisi 60% rRNA dan 40% protein basa. tRNA
merupakan RNA yang terdiri dari berjenis-jenis molekul RNA yang secara spesifik
dapat merangkai setiap jenis asam amino, setelah bagian lain dari molekul tRNA
ini mengenal kodon untuk asam amino yang
sama pada mRNA. Ujung-ujung anti kodon dari tRNA tertentu akan mendekati kodon
yang sesuai pada mRNA yang bersangkutan, sehngga ujung aseptor akan mengikat
asam amini yang sesuai untuk dirangkaikan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian yang telah dijabarkan dalam pembahasan diatas dapat diketahui bahwa
nucleus merupakan bagian dari sel yang sangat penting dalam pengorganisaian dari
sustu sel. Dimana didalam suatu sel tersebut terdapat banyak bagian-bagian yang
dari kesemunya tersebut nukleuslah yang berfungsi sebagai pusat koordinasi dari sel tersebut. Selain mengatur
semua pusat koordinasi, nucleus juga memiliki fungsi mengeluarkan RNA dan
subunit ribosom ke sitoplasma, mengatur pembelahan sel, membawa informasi
genetik.
Nucleus
memiliki struktur yaitu membrane inti, anak inti, nukleuplasma, dan kromatin.
Selain itu di dalam inti sel juga terdapat materi geneti, materi genetic inilah
yang nantinya akan menyampaikan pesan genetic pada keturunan stiap individu.
Materi genetic yang terdapat pda sel ini berupa DNA (Deoksiribonukleat Acid), dan RNA (Ribosnukleat Acid).
B.
Saran
Di
dalam penulisan tugas ini penulis menyadari masik banyak kekurangan yang
terdapat dalam pembehasan maupun kata-kata, karena sesungguhnya kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu penulis berharap untuk dapt diberi
masukan yang sifatnya mmebangun dan untuk menyempunakan hasil dari tugas ini
sehingga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
DAFTAR PUSTAKA
Subowo.1995. Biologi Sel. Bndung: Angkasa.
Sumadi, dan Marianti,
Aditya. 2007 . Bioligi Sel.
Yogyakarta: Graha ILmu.
Suryo. 2008. Genetika Strata 1. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
TERIMAKASIH INFONYA
BalasHapus