Senin, 17 Maret 2014

strategi pembelajaran PBSA

Buat agan yang nyari referensi tentang strategi pembelajaran disini saya posting tentang strategi pembelajaran PBSA semoga bermanfaat. jika agan tertarik silahkan downlod disini

Tunggu tulisan yg bertulis Harap Tunggu berganti SKIP ADS, Klik Tulisan SKIP ADS tersebut

Senin, 10 Maret 2014

jurnal BTT

gan disini kumpulan  jurnal tentang tumbuhan monokotil ber ISSN semua lebih kurang ada 36 jurnal,, kalo agan tertarik download  disini

Tunggu tulisan yg bertulis Harap Tunggu berganti SKIP ADS, Klik Tulisan SKIP ADS tersebut

Anatomi tumbuhan

salam konservasi, disi saya menggunggah makalah anatomi tumbuhan,,, semoga bermanfaat bagi yang memerlukan.didalamnya membehas mengenai daun dan penyusunnya.
silahkan klik disini


Tunggu tulisan yg bertulis Harap Tunggu berganti SKIP ADS, Klik Tulisan SKIP ADS tersebut

Adminitrasi pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN


I.            Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan pada saat ini menyikapi peran guru sebagai salah satu pelaku di dalam suatu kegiatan di sekolah, perlu adanya pemahaman mengenai factor yang berkaitan secara langsung dan tidak maupun tidak langsung mengenai hal-hal yang menunjang suatu proses pembelajaran.
Dalam dunia pendidikan di Indonesia, administrasi pendidikan masih perlu diperhatikan karena masih banyak guru-guru yang belum memahami betapa pentingnya administrasi pendidikan itu dalam penyelengaraan pengembangan pendidikan pada umumnya. Di Negara-negara maju administrasi pendidikan mulai berkembang dengan cepat sejak pertengahan abad ke-20, terutama setelah terjadinya perang dunia kedua. Sedang kan dinegara kita, administrasi pendidikan mulai dikenalkan pada tahun 1960-an oleh beberapa IKIP.
Setelah mengatahui realita dalam dunia pendidikan kita, seperti yang telah diuraikan diatas. Maka diperlukanya penjelasan secara rinci mengenai administrasi pendidikan agar para pendidik dapat mengetahui begitu pentingnya administrasi pendidikan. Oleh karena itu para pendidik harus mengetahui dasar-dasar administrasi pendidikan terlabih dahulu. Oleh karena itu di dalam makalah ini akan membahas mengenai administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

II.         Tujuan penulisan makalah
Dalam penulisan makalah ini terdapat dua tujuan yaitu:
A.    Tujuan Empiris
1.      Sebagai syarat mata kuliah profesi kependidikan.
2.      Untuk melatih didri cara menulis karya tulis ilmiah.
B.     Tujuan Teoritik
1.      Untuk memperdalam pemahaman mengenai administrasi pendidikan.
2.      Untuk mengkaji lebih dalam mengenai administrasi pendidikan yang ada saat ini.
3.      Untuk mengetahui cakupan ruanga lingkup administrasi pendidikan.

III.      Sistematika Makalah
Makalah yang berjudul Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan ditulis secara sistematik sebagai berikut:
Cover
§   Judul
§   Logo universitas Muhammadiyah metro
§   Nama kelompok
§   Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan serta tahun pembuatan makalah.
Kata pengantar
§   Ucapan puji syukur
§   Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan makalah.
§   Manfaat penulisan makalah.
§   Tanggalm dan tahun pembuatan makalah.
Daftar isi
 BAB I Pembahasan
§   Latar belakang
§   Tujuan penulisan makalah
§   Sistematika mkalah
BAB II Pembahasan
§   Pengertian dan konsep administrasi pendidikan
§   Fungsi administrasi
§   Lingkup bidang garapan administrasi pendidikan
§   Peranan guru dalam administrasi pendidikan
BAB III Penutup
§   Tanggapan
§   Kesimpulan
§   Daftar pustaka



BAB II
PEMBAHASAN


I.            Pengertian Dan Kosep Administrasi Pendidikan
Untuk memahami peranan administrasi pendidikan dalam system pendidikan nasional , maka perlu dibahas penegrtian administrasi pendidikan dan beberapa konsep administrasi pendidikan itu.

a.       Pengertian administrasi pendidikan
Pengertian administrasi pendidikan akan diterangkan meninjaunya dari berbagai aspeknya. Marilah kita lihat administrasi pendidikan dari berbagai aspeknya itu, agar kita dapat memahaminya dengan lebih baik.
Pertama, administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti kita ketahui, tujuan pendidkan itu merentang dari tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat pengertian pendidikan yang dimaksud. Tujuan pendidikan dalam satu jam pelajaran di kelas satu sekolah menengah pertama, misalnya, lebih mudah dirumuskan dan dicapai dibandingkan dengan tujuan pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa, atau tujuan pendidikan nasional. Jika tujuan itu kompleks, maka cara mencapai tujuan itu juga kompleks, dan seringkali tujuan yang demikian itu tidak dapat dicapai oleh satu orang saja, tetapi harus melalui kerja sama dengan orang lain, dengan segala aspek kerumitannya.
Kedua, administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencpai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemanduan, dan penilaian. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapainya, berapa lama, berapa orang yang diperlukan dan berapa banyak biaya. Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan.
Ketiga, administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian itu berinteraksi dalam sautu proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran.
Keempat, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi manajemen. Jika administrasi dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju kepada usaha untuk melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujuan pendidikan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapain tujuan itu tidak terjadi pemborosan. Sumber yang dimaksud dapat berupa sumber manusia, uang, sarana, dan prasarana maupun waktu.
Kelima, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Administrasi pendidikan dilihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk menajwab pertanyaan bagaimana kemampuan administrator penddikan itu, apakah ia dapat melaksanakan tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, dan ing ngarso sungtulodo dalam mencapai tujuan pendidikan.
Keenam, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan. Kita tahu bahwa melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap kali, administrator dihadapkan kepada bermacam-macam masalah, dan ia harus memecahkan masalah itu.
Ketujuh, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita maksudkan dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain itu.
Kedelapan, administrasi seringkali diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu kegaitan ketatausahaan yang intinya dalah kegiatan rutin catat-mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala aspeknya, serta mempersiapkan laporan.
Administrasi pendidikan dalam artian yang sempit yaitu egiatan ke tatauasahaan yang intinya adalah kegiatan rutin catat-mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelengarakan surat-menyurat beserta segala aspeknya serta mempersiakan laporan. Sedangkan administrasi dalam artian yang luas adalan segenap proses pengarahan dan pengintergrasian segala sesuatu secara personal, spiritual maupun material yang bersangkut pautbdengan encapaian tujuan pendidikan.
Dalam batasan tersebut diatas, maka administrasi dapat diuraikan menjadi lima pengertian pokok.
1)      Administrasi merupakan kegiatan atau kegiatan manusia.
2)      Rangkaian kegiatan itu merupakan suatu proses atau pengelolaan dari suatu kegiatan yang kompleks, oleh sebab itu bersifat dinamis.
3)      Proses itu dilaksanakan oleh sekolempok manusia yang tergabung dalam suatu organisai.
4)      Proses itu dilakukan dalam rangka mencaai suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
5)      Proses pengelolaan itu dilakukan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efesien.
Administrasi pendidikan yang sering disebut juga dengan manajemen pendidikan sangat diperlukan untuk menjamin supaya seluruh kegiatan pendidikan dapat terlaksana dengan optimal. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Purwanto dan Djojopranoto (1981:14) bahwa: “administrasi pendidikan adalah proses keseluruhan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personil, material, maupun spiritual, untuk mencapai tjuan pendidikan secara efektif dan efesien”.

b.      Konsep Administrasi Pendidikan
Untuk dapat memahami konsep-konsep yang erat hubunganya dengan administrasi pendidikan di sekolah kita perlu menelusuri konsep sistem pendidikan nasional, dan sekolah sebagai bagian dari system pendidikan nasional itu.

1)      Sistem Pendidikan Nasional
Cara yang paling baik untuk memahami system pendidikan nasional adalah dengan membaca definisi dari system pendidikan nasional itu dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang SISDIKNAS, supaya otentik dan tidak keliru, baiknya dikutip langsung Bab I Pasal 1 Ayat 3 Undang-undang tersebutsebagai berikut: “Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional”.

2)      Sekolah Sebagai Bagian Dari System Pendidikan Nasional
Telah disebutkan bahwa jenjang pendidikan adalah unsur atau komponen sistem pendidikan nasional, yaitu termasuk dalam komponen organisasi. Jenjeang pendidikan terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah,dan pendidikan tinggi. Pendidika dasar merupakan pendidikan sembilan tahun, yang terdiri dari pendidikan enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama. Jika kita berbicara tentang sekolah, menengah, maka kita berbicara tentang dua jenjang sekolah, karena sekolah menengah pertama berada pada jenjang pendidikan dasar, sedangkan sekolah menengah berada pada jenjang pendidikan menengah.
Dalam Peraturan Pemerintah Republikm Indonesia Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, pendidikan menengah didefinsikan sebagai pendidikan yang diselengarakan bagi pendidikan dasar. Pendidikan menengah memiliki satuan bentuk pendidikan yang terdiri atas sekolah menengah umum, sekolah menengah kejuruan, sekolah menengah keagamaan, sekolah menegah kedinasan, dan sekolah menengah luar biasa. Sebagai suatu unsure atau komponen system pendidikan nasional, sekolah menengah harus ikut menyumbang terhadap tercapainya tujuan pendidikan nasional.


II.         Fungsi Administrasi
Paparan tentang fungsi administrasi pendidikan terutama dalam konteks sekolah perlu dimulai dari tinjauan tentang tujuan pendidikan. Hal ini disebabkan oleh adanya prinsip bahwa pada dasarnya kegiatan amdinistrasi pendidikan dimaksudkan untuk pencapaian tujuan pendidikan itu. Tujuan itu dicapai dengan melalui serangkaian usaha, mulai dari perencanaan sampai melaksanakan evaluasi terhadap usaha tersebut. Pada dasarnya fungsi administrasi merupakan proses pencapaian tujuan melalui serangkaian usaha itu (Longenecker, 1964). Oleh karena itu, fungsi administrasi pendidikan dibicarakan sebagai serangkaian proses kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan itu.

a.       Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan perlu dibicarakan di sini karena alasan sebagai berikut: 1). tujuan pendidikan merupakan jabaran dari tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, pemahaman tentang hubungan keduanya perlu dilakukan. 2), tujuan pendidikan merupakan titik berangkat administrasi pendidikan pada jenjang sekolah, dan 3), tujuan pendidikan itu juga merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan administrasi pendidikan di jenjang pendidikan itu.

b.      Proses Sebagai Fungsi Administrasi Pendidikan
Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut harus dikelola melalui sesuatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus), mulai dari perencanaan, pengorganisassi, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan, pemantauan, dan penilaian seperti telah disinggung secara garis besar pada bagian terdahulu. Di bawah ini akan diuraikan proses tersebut lebih rinci.

1.      Perencanaan
Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tentang penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraan sumber yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang dimaksud dengan sumber meliputi sumber manusia, material, uang, dan waktu. Dalam perencanaan, kita mengenal beberapa tahap, yaitu tahap, a). identifikasi masalah, b) perumusan masalah, c). penetapan tujuan, d). identifikasi alternatif, e). pemilihan alternatif, dan f). elaborasi alternatif.

2.      Pengorganisasian
Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses untuk memilih dan memilah orang-orang (guru dan personal sekolah lainya) serta mengalokasikan prasarana dan saran untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Termasuk di dalam kegiatan pengorganisasian adalah penetapan tugas, tanggung jawab, dan wewenang orang-orang tersebut serta mekanisme kerjanya sehingga dapat menjadi tercapainya tujuan sekolah itu.

3.      Pengarahan
Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang telah direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki. Suharsimi Arikunto (1988) memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap pra petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.

4.      Pengkoordinasian
Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit di sekolah agar kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam usaha mencapai tujuan sekolah.

5.      Pembiayaan
Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha untuk mendapatkan dana yang mendukung rencana itu, penggunaan, serta pengawasan penggunaan anggaran tersebut.

6.      Penilaian
Dalam waktu-waktu tertentu, sekolah, pada umumnya atau anggota organisasi seperti guru, kepala sekolah, dan murid pada khususnya harus melakukan penilaian tentang seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan tercapai, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan program yang dilaksanakan. Secara lebih rinci maksud penilaian adalah untuk: a) memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja pekerjaan tersebut berhasil, b). menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien, c). memperoleh fakta-fakta tentang kesurakan-kesukaran dan untuk menghidarkan situasi yang dapat merusak, serta d). memajukan kesanggupan para guru dan orang tua murid dalam mengembangkan organisasi sekolah.


III.      Lingkup Bidang Garapan Administrasi Pendidikan
Dari uraian di atas, tampak bahwa administrasi pendidikan pada pokoknya adalah semua bentuk usaha bersama untuk mencapai tujuan pendidikan dengan merancang, mengadakan, dan memanfaatkan sumber-sumber (manusia, uang, peralatan, dan waktu). Tujuan pendidikan memberikan arah kegaitan serta kriteria keberhasilan kegiatan itu.
Bidang administrasi material: kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-bidang materi. Seperti: ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, alat-alat perlengkapan.
Bidang administrasi personal, yang mencakup di dalamnya persoalan guru dan pegawai sekolah dan sebagainya.
Bidang administrasi kurikulum, yang mencakup didalamnya pelaksanaan kurikulum, pembinaan kurikulum, penyusunan silabus, perisapan harian, dan sebagainya.
Bidang-bidang yang tercakup dalam administrasi pendidikan adalah sangat banyak dan luas, tetapi yang sangat penting dan perlu diketahui oleh para kepela sekolah dan guru-guru pada umumnya ialah sebgai berikut:
a.       Bidang tata usaha sekolah meliputi:
1.      Organisasi dan struktur pegawai tata usaha
2.      Anggaran belanja keuangan sekolah
3.      Masalah kepegawaian dan personalia sekolah
4.      Keungan dan pembukuannya
5.      Korespdensi atau surat menyurat
6.      Maslah pengangkatan, pemindahan, penempatan, laporan, pengisian buku induk, rapot dan sebagainya.


b.      Bidang personalia murid meliputi:
1.      Organisasi murid
2.      Masalah kesehatan murid
3.      Masalah kesejahteraan murid
4.      Evaluasi kemajuan murid
5.      Bimbingan dan penyuluhan bagi murid

c.       Bidang personalia guru meliputi:
1.      Pengangkatan dan penempatan tenaga guru
2.      Organisasi personel guru
3.      Masalah kepegawaian
4.      Masalah kondited dan evaluasi kemajuan guru
5.      Refreshing dan up-grading guru-guru

d.      Bidang pengawasan (supervisi) meliputi:
1.      Usaha membangkitkan semangat guru-guru dan pegawai tata usaha dalam menjalankan tugasnya masing-masing sebaik-baiknya.
2.      Mengusahakan dan mengembangkan kerja sama yang baik antara guru, murid , dan pegawai tata usaha sekolah.
3.      Mengusahakan dan membuat pedoman carara-cara menilai hasil pendidikan dan pengajaran.
4.      Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru pada umumnya.

e.       Bidang pelaksanaan dan pembiakan kurikulum:
1.      Berpedoman dan menerapkan apa yang tercantum dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapai dsar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran.
2.      Melaksanakan organisasi kurikulum besrta metode-metodenya, disesuaikan dengan pembaruan pendidikan dan lingkungan masyarakat.


IV.      Peranan Guru Dalam Administrasi Pendidikan
Tugas utama guru yaitu mengelola proses belajar-mengajar dalam suatu lingkungan tertentu, yaitu sekolah. Sekolah merupakan subsistem pendidikan nasional dan di samping sekolah, sistem pendidikan nasional itu juga mempunyai komponen-komponen lainnya. Guru harus memahami apa yang terjadi dilingkungan kerjanya.
Di sekolah guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah, sekolah melaksanakan kegiatannya untuk menghasilkan lulusan yang jumlah serta mutunya telah ditetapkan. Dalam lingkup administrasi sekolah itu peranan guru amat penting. Dalam menetapkan kebijaksanaan dan melaksanakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan dan penilaian kegiatan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia sekolah, keuangan dan hubungan sekolah-masyarakat, guru harus aktif memberikan sumbangan, baik pikiran maupun tenaganya.
Administrasi sekolah adalah pekerjaan yang sifatnya kolaboratif, artinya pekerjaan yang didasarkan atas kerja sama, dan bukan bersifat individual. Oleh karena itu, semua personel sekolah termasuk guru harus terlibat

Senin, 03 Maret 2014

strategi pembelajaran ekspositori



TUGAS KELOMPOK
STRATEGI PEMBELAJARAN

STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI

Sebagai Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Yang Diampu Oleh Prof. Dr. H. Karwono, M.Pd dan Drs. Anak Agung Oka, M.Pd


Description: D:\ALL DOCUMENT USER\data\GIAN E R\images.jpg

OLEH:

NAMA                                   NPM

ISQAL KURNIAWAN        11320069
PAKSI RENALDI                11320045
METARIA WIJAWATI      11320073
EKA CICI RAHAYU          11320063
VIEN NOVITA                     11320053


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2013

KATA PENGANTAR

Description: Assalam2

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidyah-Nya kepada kita semua sehingga kita masih dapat melaksanakan segala yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sholawat beserta slah kita junjungkang kepda Nabi besar MUHAMMAD SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dalam kesempatan ini penulis menyanpaikan rasa hormat dan terima kasih kepada orang tua yang telah menberkan kasih sayang, doa, semangat, dan dukunganyang tak ternilai harganya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. H. Karwono, M.Pd, dan Drs. Anak Agung Oka, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah strategi pembelajaran, dan semua teman-teman yang telah membentu dan memberikan motifasi sehingga dapat terselesaikannya tugas ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas ini. Sehingga segala kritik dan sran yang sifatnya membangun sanagt penulis harapkan untuk penyempurnaan tugas ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa universitas muhammadiyah metro khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Description: Wassalam 02

                                                                                                Metro, 07 Maret 2013


                                                                                                        Penulis


  ii
 

 

DAFTAR ISI


Judul
Kata pengantar......................................................................................          ii
Daftar isi.................................................................................................          iii

BAB I             PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..........................................................................          1
B.     Rumusan Masalah.....................................................................          1
C.    Tujuan  Penulisan makalah......................................................          2

BABA II        PEMBAHASAN
A.    Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori.......................          3
B.     Karakteristik Strategi Pembelajaran Ekspositori..................          4
C.    Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori             6
D.    Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Ekspositori.........          8
E.     Keunggulan Dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori           11

BAB III          PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................          13
B.     Kritik dan Saran.......................................................................          13

            Lampiran....................................................................................          16

                      iii
 
       DAFTAR PUSTAKA


iii
 
 



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen (1998) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct insruction). Dalam sistem ini, guru menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapih, sistematik dan lengkap sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Siswa juga dituntut untuk menguasai bahan yang telah disampaikan tersebut.
Ausubel berpendapat bahwa pada tingkat belajar yang lebih tinggi, siswa tidak selalu harus mengalami sendiri. Siswa akan mampu dan lebih efisien memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dalam tempo yang sesingkat-singkstnya. Yang penting siswa dikembangkan penguasaannya atas kerangka konsep-konsep dasar atau pola-pola pengertian dasar tentang sesuatu hal sehingga dapat mengorganisasikan data, informasi, dan pengalaman yang bertalian dengan hal tersebut. Sedangkan diantara aliran-aliran psikologi belajar yang sangat berpengaruh dalam strategi pembelajaran ekspositori adalah teori belajar Behavioristik. Aliran belajar behavioristik lebih menekankan kepada pemahaman bahwa perilaku manusia pada dasarnya keterkaitan antara stimulus dan respon, oleh karenanya dalam implementasinya peran guru sebagai pemberi stimulus merupakan factor penting.


B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang penyusun kemukakan, maka ada baiknya penyusun merumuskan masalah-masalah yang akan dibahas. Rumusan masalahnya antara lain :
1.      Pengertian strategi pembelajaran Ekspositori
2.      Konsep dan prinsip strategi pembelajaran Ekspositori
3.      Prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran Ekspositori
4.      Keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran Ekspositori


C.    Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dalam penulisan makalh ini antara lain :
1.      Mahasiswa mengerti dan memahami pengertian strategi pembelajaran ekspositori
2.      Mahasiwa mampu memberikan gambaran mengenai implikasi strategi pembelajaran ekspositori
3.      Mahasiswa memahami konsep dan prinsip pembelajaran ekspositori
4.      Mahasiswa mengetahui prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran ekspositori
5.      Mahasiswa mengetahui kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran ekspositori



BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru, karena dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai oleh murid dengan baik. Istilah ekspositori berasal dari konsep eksposisi yang berarti member penjelasan, dalam konteks pembelajaran ekspositori merupakan strategi yang dilakukan guru untuk mengtakan atau menjelaskan fakta-fakta, gagasan-gagasan, dan informasi-informasi penting lainnya kepada para pembelajar. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung. Ada beberapa pendapat para ahli mengenai strategi ekspositori, antara lain :
1.      Menurut Wina Sanjaya: Strategi pembelajaran ekspositori adalah salah satu diantara strategi pembelajaran yang menekankankan kepada proses bertutur. Materi pembelajaran sengaja diberikan secara langsung, peran siswa dalam strategi ini adalah menyimak dan mendengarkan materi yang disampaikan guru.
2.      Dalam Derektorat Tenaga Kependidikan: Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakanakan sudah jadi. Karena strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan strategi chalk and talk.
3.      Roy Killen (1998): menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct insruction). Dalam sistem ini, guru menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapih, sistematik dan lengkap sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Siswa juga dituntut untuk menguasai bahan yang telah disampaikan tersebut.
Dari beberapa defenisi yang dikemukakan para ahli diatas, penyusun menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran ekspositori adalah ” strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seseorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal”.
Untuk memberikan pelajaran secara efektif pada pembelajaran ekspositori, Bigge memberikan beberapa tahap yang harus dilakukan guru yaitu:
1.      Pembuatan tujuan pembelajaran yang jelas, yang harus diberitahukan pada siswa sebelum kegiatan belajar yaitu apa yang diharapkan akan dikuasai siswa dari belajarnya.
2.      Pembedaan peran dari praktik dengan latihan pengulangan (repetitive drill) dimana dalam praktik subjek memberikan penampilan yang sedikit berbeda dengan yang dipelajari.
3.      Pelaksanaan teknik motivasi produktif dengan asumsi bahwa siswa setelah berkenalan dengan suatu subjek, diberi tahu tujuan belajarnya serta mulai meraih beberapa keberhasilan, dalam diri siswa tersebut akan tumbuh motivasi secara spontan.
4.      Memacu siswa dalam pelajarannya, dalam pengertian bahwa kecepatan untuk mempelajari tidak dipaksakan karena pembelajaran bermakna biasanya agak memakan waktu.
5.      Penggunaan rencana pembelajaran dengan tepat.


B.     Karaktristik Strategi Pembelajaran Ekspositori
Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori di antaranya :
1.      Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikkannya dengan ceramah.
2.      Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
3.      Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan  materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement) siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah merupakan bentuk strategi ekspositori.
Metode pembelajaran ekspositori bertujuan memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Peranan guru yang penting adalah :
§  Menyusun program pembelajaran;
§   Memberi informasi yang benar;
§  Pemberi fasilitas yang baik;
§  Pembimbing siswa dalam perolehan informasi yang benar, dan Penilai prolehan informasi.
Strategi pembelajaran akan efektif manakala:
1.      Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus dipelajari siswa.
2.      Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu, misalnya agar siswa bisa mengingat bahan pelajaran, sehingga ia akan dapat mengungangkapkannya kembali manakala diperlukan.
3.      Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan, artinya dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran memang materi itu hanya mungkin dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru,misalnya materi pelajaran hasil penelitian berupa data-data khusus.
4.      Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik tertentu.
5.      Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur,biasanya merupakan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.
6.      Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.
7.      Apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan rendah.
8.      Jika ligkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat pada siswa,misalnya tidak adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
9.      Jika tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.


C.    Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Tidak ada satu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu strategi pembelajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian, pertimbangan pertama penggunaan strategi pembelajaran adalah tujuan apa yang harus dicapai. Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip berikut ini, yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Antara lain :

1.      Berorientasi Pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.
Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran. Memang benar, strategi pembelajaran ekspositori tidak mungkin dapat mengejar tujuan kemampuan berpikir tingkat tinggi, misalnya kemampuan untuk menganalisis, mensintesis sesuatu, atau mungkin mengevaluasi sesuatu, namun tidak berarti tujuan kemampuan berpikir taraf rendah tidak perlu dirumuskan. Justru tujuan itulah yang harus dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi ekspositori.

2.      Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yaang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan. Dalam proses komunikasi, bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan pesan (informasi) dari sumber pesan ke penerima pesan.
Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara utuh. Sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala penerima pesan tidak dapat menangkap setiap pesan yang disampaikan. Kesulitan menangkap pesan itu dapat terjadi oleh berbagai gangguan (noise) yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi. Akibat gangguan (noise) tersebut memungkinkan penerima pesan (siswa) tidak memahami atau tidak dapat menerima sama sekali pesan yang ingin disampaikan. Sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting untuk diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar setiap guru dapat menghilangkan setiap gangguan yang bisa mengganggu proses komunikasi.


3.      Prinsip Kesiapan
Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai kita sajikan mata pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya. Dalam teori konektionisme, “kesiapan” merupakan satu hukum belajar. Inti dari hukum ini adalah bahwa setiap individu akan merespons dengan cepat dari setiap stimulus manakala dirinya sudah memiliki kesiapan, sebaliknya tidak mungkin setiap individu akan merespons setiap stimulus yang muncul manakala dia belum ada kesiapan untuk menerimanya.

4.      Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri. Keberhasilan penggunaan strategi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan mated pelajaran.


D.    Langkah- Langkah Strategi Pembelajaran Ekspositori
Sebelum diuraikan tlangkah-langkah penggunaan strategi ekspositori terlebih dahulu diuraikan beberapa hal yang harus dipahami setiap guru yang akan menggunakan strategi ini. Antara lain :

1.      Rumuskan tujuan yang ingin dicapai
Tujuan yang ingin dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahantingkah laku yang spesifik yang berorientasi pada hasil belajar. Malalui tujuan yang jelas selain dapat membimbing siswa dala menyimak materi pelajaran juga akan diketahui efektivitas dan efisiensi penggunaan stratergi ini.

2.      Kuasai materi pelajaran dengan baik
Penguasaan materi yang sempurna akan membuat kepercayaan diri guru meningkat, sehingga guru akan mudah mengelola kelas, ia akan bebas bergerak, berani menatap siswa, tidak takut dengan perilaku-perilaku siswa yang dapat menggangu jalannya proses pembelajaran.
3.      Kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses penyampaian
Pengenalan medan yang baik memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan  yang dapat mengganggu proses penyajian materi pelajaran. Yang perlu dikenali adalah pertama, latar belakang audiens atau siswa yang akan menerima materi pelajaran, misalnya kemampuan dasar atau pengalaman belajar siswa sesuai dengan materi yang akan disampaikan, minat dan gaya belajar siswa. Kedua, kondisi ruangan, baik menyangkut luar dan besarnya ruangan, pencahayaan, posisi tempat duduk, maupun kelengkapan ruangan itu sendiri.
Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, antara lain :
      Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran.Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan, di antaranya adalah :
§  Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.
§  Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
§  Bukalah file dalam otak siswa.
Pada tahap persiapan, memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam melakukan persiapan, antara lain :
§  Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif;
§  Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar;
§  Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa;
§  Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.

      Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Guru harus memikirkan dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu:
§  Penggunaan bahasa;
§  Iintonasi suara;
§  Menjaga kontak mata dengan siswa.
Korelasi (Correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.
Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian.
Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya:
§  Dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan,
§  Dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.

E.     Keunggulan Dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Baik teori belajar ataupun strategi pembelajaran pastilah mempunyai keunggulan dan kelebihannya dibandingkan teori ataupun strategi lainnya. Akan tetapi dibalik itu semua setiap teori belajar/strategi pembelajaran akan menghadapi dan mengalami beberapa kesulitan yang berdampak pada kelemahan teori/strategi tersebut.
1.      Keunngulan strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
§  Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
§  Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
§  Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
§  Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
2.      Kelemahan strategi pembelajaran ekspositori
Di samping memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga memiliki kelemahan, di antaranya:
§  Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi lain.
§  Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
§  Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
§  Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi) dan kemampuan mengelola kelas, tanpa itu sudah pasti proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
§  Oleh karena itu, gaya komunikasi strategi pembelajaran ekspositori lebih banyak terjadi satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa sangat terbatas pula. Di samping itu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.



BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Aliran psikologi belajar yang sangat mempengaruhi Strategi pembelajaran ekspositori adalah aliran belajar behavioristik. Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori:
1.      Strategi ekpositori dilakukan dengan cara menyampaiakan materi pelajaran secara verbal.
2.      Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi.
3.      Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.
Prinsip-prinsip penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori yaitu berorientasi pada tujuan, prinsip komunikasi, prinsip kesiapan, prinsip berkelanjutan. Adapun prosedur pelaksanaan Strategi Ekspositori adalah rumuskan tujuan yang ingin dicapai, kuasai materi pelajaran dengan baik, kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses penyampaian. Didalam strategi ini terdapat juga keunggulan dan kelemahan pada Strategi Pembelajaran Ekspositori.


B.     Kritik dan Saran
Dengan adanya Strategi Pembelajaran Ekspositori diharapkan guru dapat menerapkan strategi ini dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai semaksimal mungkin. Dibalik itu juga seorang guru harus menguasai/ memahami tentang konsep dan prinsip penggunaan strategi pembelajaran ekspositori itu sendiri agar penerapan dalam kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar. Selain itu juga seoarang guru harus memahami keunggulan dan kelemahan dari strategi pembelajaran ekspositori itu, dengan memahami maka guru dapat menerapkan dari keunggulan itu dan dapat menghindari dari kelemahan yang ada dan jika bisa dapat mencari jalan keluar agar kelemahan itu dapat teratasi.
Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harafkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta : Dipdiknas.

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learninn Itu Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.